Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permainan pasar tekan harga timah

JAKARTA: PT Timah (Persero) Tbk menengarai jatuhnya harga timah ke level US$17.000 per ton pada Jumat lalu disebabkan adanya permainan pasar, dan bukan karena turunnya permintaan.Direktur Utama PT Timah Wachid Usman mengatakan turunnya harga juga dipicu

JAKARTA: PT Timah (Persero) Tbk menengarai jatuhnya harga timah ke level US$17.000 per ton pada Jumat lalu disebabkan adanya permainan pasar, dan bukan karena turunnya permintaan.Direktur Utama PT Timah Wachid Usman mengatakan turunnya harga juga dipicu isu akan terjadinya krisis moneter di Eropa dan Amerika Serikat."Kami menganggap ini permainan pasar. Tidak ada alasan apa pun untuk menurunkan harga, itu hanya karena ada isu krisis moneter di Eropa dan Amerika, kemudian oleh para trader dan broker dimainkan lah itu," ujarnya ketika ditemui di sela-sela Peringatan Hari Jadi Pertambangan dan Energi ke-66 di TMII hari ini.PT Timah juga tidak melihat adanya kelebihan suplai sehingga harga menjadi turun. Stok timah di London Metal Exchange (LME) saat ini juga tidak terlalu tinggi, yakni hanya sekitar 20.000 ton. Oleh sebab itu semua, PT Timah dan produsen timah lainnya sepakat menunda ekspor timah mulai 1 Oktober hingga harga kembali normal, paling tidak ke level US$23.000 per ton."Mulai 1 Oktober kami tunda sampai harga normal, kalau perkiraan kami minimum US$23.000 per ton," ujar Wachid.Wachid juga berharap ada pengertian dari para pembeli timah agar ikut memikirkan nasib produsen. Para pembeli diharapkan ikut menyadari pertambangan timah bukan sekadar jual beli bahan, tapi pertambangan ini juga punya tanggung jawab lingkungan jangka panjang, termasuk melakukan rehabilitasi lahan bekas tambang.Selain itu, PT Timah juga masih perlu dana untuk melakukan pergantian peralatan serta ingin meningkatkan kesejahteraan hidup para penambang timah."Ini yang kami harapkan pengertian para pembeli, jangan karena ada isu begini, harga turun. Kami berharap harga timah ini jangan dimain-mainkan. Kalau harga timah ditekan sedemikian rendah, maka negara produsen tidak akan mampu merehabilitasi lahan bekas tambang," ujarnya. (tw) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper