Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri rokok di Jatim berguguran

SURABAYA: Sekitar 59% pabrik rokok baik skala kecil, menengah, maupun besar di Surabaya, Jawa Timur, berhenti beroperasi.Aryo Yudanto, Koordinator Komunitas Kretek Wilayah Surabaya, menyatakan pada 2007 terdapat 27 pabrik rokok di kota tersebut.Namun,

SURABAYA: Sekitar 59% pabrik rokok baik skala kecil, menengah, maupun besar di Surabaya, Jawa Timur, berhenti beroperasi.Aryo Yudanto, Koordinator Komunitas Kretek Wilayah Surabaya, menyatakan pada 2007 terdapat 27 pabrik rokok di kota tersebut."Namun, pada 2010 akhir,yang tersisa hanya 11 pabrik rokok, itupun yang skala besar dimiliki oleh pihak asing," katanya Selasa 27 September.Menurut Aryo, hal ini disebabkan oleh masifnya regulasi antirokok yang dikeluarkan pemerintah dan kenaikan tarif cukai sehingga banyak pabrik rokok, terutama yang berskala kecil, tidak mampu bertahan.Dia menambahkan saat ini argumen kesehatan banyak digunakan untuk memerangi rokok seperti FCTC (Framework Convention on TobaccoControl) yang dikeluarkan lembaga kesehatan dunia (World Health Organiztion/WHO)."Argumen semacam ini mengancam keberlangsungan industri rokok di Jawa Timur. Belum lagi ditambah adanya fatwa haram merokok dari sejumlah organisasi masyarakat Islam," ungkapnya.Berdasarkan data dari Gabungan Pengusaha Rokok Surabaya (Gaperos), dari sembilan pabrik yang menjadi anggotanya, tenaga kerja langsung yang bisa diserap sekitar 180 ribu orang atau 60% kontribusinya secara nasional yang mencapai 360 ribu orang.Sementara itu, industri rokok di Jatim menyumbang cukai pada tahun 2010 lalu sebesar Rp 40 trilliun dari jumlah nasional yang mencapai Rp 66 trilliun.Sebelumnya, Heri Susianto, Ketua Harian Forum Masyarakat Industri Rokok Seluruh Indonesia (Formasi), menyatakan dari 503 pabrik rokok kecil menengah di daerah  Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu) pada 2008, saat ini yang tersisa hanya 147 pabrik.  "Sekitar 40% mati suri atau hanya sekadar menunggu pesanan baru berproduksi." kata Heri.Kondisi itu disebabkan oleh beberapa faktor seperti regulasi dari pemerintah, mahalnya harga bahan baku, dan persaingan dari anak perusahaan rokok besar yang turut bermain di pasar kecil-menengah. (Bunga Citra Arum N/ea)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper