Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah pastikan pasokan gas ke dalam negeri tuntas pada akhir 2012

JAKARTA: Menteri Perindustrian menargetkan masalah pasokan gas bagi industri dalam negeri selesai pada akhir 2012.Menteri Perindustrian M. S. Hidayat mengatakan akan berusaha mempercepat pembangunan infrastruktur floating receiving and regasification

JAKARTA: Menteri Perindustrian menargetkan masalah pasokan gas bagi industri dalam negeri selesai pada akhir 2012.Menteri Perindustrian M. S. Hidayat mengatakan akan berusaha mempercepat pembangunan infrastruktur floating receiving and regasification unit (FRSU) jika kuota untuk kebutuhan dalam negeri berhasil ditingkatkan.“Saya dengar Singapura mau dikurangi jatahnya. Kalau benar dalam tempo yang sangat segera, FRSU harus diadakan. Bisa impor atau buat di sini,” katanya, tadi malam.Dia mengharapkan pembangunan infrastruktur dan negosiasi harga gas dengan industri dalam negeri bisa selesai paling lambat pada akhir tahun depan. Untuk sementara, jelas Hidayat, Kemenperin terus berdiskusi dengan BP Migas untuk mencari alternatif sumber gas bagi PT PGN Tbk agar kebutuhan gas industri bisa mencukupi.Selain itu, Menperin menyatakan dukungan penuh pada komitmen Menko Perekonomian Hatta Rajasa untuk mengalihkan pasokan gas ke Singapura untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Industri dalam negeri, jelasnya, selalu terganggu oleh permasalahan pasokan gas yang bisa tiba-tiba berhenti atau berkurang di tengah-tengah masa produksi. Pasokan gas untuk industri di Jawa Barat hanya 637 MMSCFD pada tahun ini dari kebutuhan yang mencapai 1.357,29 MMSCFD.Adapun pasokan gas untuk industri di Jawa Timur hanya sebanyak 193 MMSCFD dari kebutuhan yang diperkirakan mencapai 446,45 MMSCFD. Kebutuhan gas untuk industri di Jawa Tengah sebanyak 18,12 MMSCFD yang sepenuhnya disediakan oleh PT Titis Sampurna sampai 2014. Adapun industri di Jawa Timur dan Jawa Tengah masih belum memiliki kontrak pemenuhan kebutuhan gas sedikit pun.Menko Perekonomian Hatta Rajasa, pada Rabu pekan ini menyatakan telah membentuk tim untuk melakukan renegosiasi pengurangan pasokan gas ke Singapura. "Hari ini pun ketika gas akan diekspor ke Singapura, saya katakan stop. Republik butuh gas sendiri," ujarnya.Sekjen Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) Achmad Widjaya mengatakan industri pengguna gas siap menerima 100 MMSCFD yang tadinya ditujukan untuk Singapura. “Industri menyambut baik komitmen Menko dan siap melakukan negosiasi harga limpahan gas tersebut dengan pemerintah pada tingkat harga komersial,” katanya, hari ini.Achmad mengatakan pemerintah harus berani mengalihkan kontrak gas dengan pihak asing, seperti Singapura, untuk kebutuhan produksi dalam negeri yang memberikan nilai tambah lebih besar dalam bentuk tenaga kerja dan pajak.Singapura, menurut dia, berambisi menjadi hub energi pada 2013 – 2014 yang akan membuat kebutuhan gas negara tersebut melonjak. “Singapura, tanki-nya sebesar 180.000 meter kubik, ada 8 buah on shore, rencana 2 di Jurong dan 6 di dekat pulau Bukom, Batam,” kata Achmad.Menperin mengatakan pembangunan infrastruktur penunjuang industri seperti ketersediaan gas, listrik dan fasilitas pelabuhan harus dipercepat menghadapi pembangunan pusat industri baru di negara tetangga seperti Malaysia yang memiliki infrastruktur lebih baik. Namun, Hidayat menegaskan Indonesia masih bisa menarik investasi sambil memperbaiki infrastruktur yang ada karena merupakan negara dengan pasar terbesar di kawasan Asia Tenggara.(mmh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper