Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA:PT Kereta Api Indonesia (KAI) seharusnya hanya fokus pada peningkatan sarana dan pelayanan, sedangkan pengadaan prasarana dan infrastruktur perkeretaapiaan seperti sistem persinyalan merupakan tanggung jawab penuh dari pemerintah.
 
Hal ini disampaikan oleh Aditya Dwi Laksana, Wakil Ketua Forum Perkeretaapiaan MTI yang menilai dana hibah senilai US$593.954 (sekitar Rp5,3 miliar) dari United State Trade and Development Agency (USTDA) seharusnya bisa dimanfaatkan PT KAI untuk mengembangkan sarana dan pelayanan. 
 
Namun, menurut Aditya, sejak 2000 KAI tidak memperoleh bantuan pemerintah berupa infrastructure maintenance and operations (IMO), karena PT KAI wajib membayar track access charge (TAC) kepada Pemerintah. 
 
TAC tersebut berupa ongkos yang dibebankan karena PT KAI dianggap menggunakan infrastruktur negara seperti jalan rel dan sistem persinyalan. Padahal, menurut Aditya, anggaran IMO bisa dialokasikan sepenuhnya untuk meningkatkan sarana dan memaksimalkan pelayanan KA. 
 
"Kalkulasi dana IMO sejak 2000 mencapai Rp17 triliun," ujarnya kepada Bisnis hari ini.
 
Meski begitu, Aditya mengatakan sistem persinyalan dan telekomunikasi  tetap harus menjadi prioritas. Dia menilai berbagai jenis gangguan keselamatan KA salah satu penyebab utamanya adalah minimnya sistem persinyalan yang memadai.
 
Menurut Aditya, peningkatan sistem persinyalan akan membantu PT KAI mereduksi jumlah kecelakaan kereta api. Apalagi, imbuhnya, jika teknologi automatic train stop mulai diaplikasikan oleh perkeretaapiaan di Indonesia.
 
"Jika masinis mengantuk kereta akan berhenti sendiri," jelasnya.
 
PT Kereta Api Indonesia meneken perjanjian grant agreement atau hibah dengan US Trade and Development Agency senilai US$593.954 pekan lalu.
 
Kerja sama tersebut ditujukan untuk membiayai studi pengembangan rencana strategis dalam meningkatkan sistem persinyalan dan telekomunikasi kereta api.
 
Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan berharap pihaknya bisa segera merancang perencanaan strategis melalui hasil studi tersebut guna peningkatan kualitas keselamatan dan pelayanan KA. (sut)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Sutarno
Sumber : Surya Mahendra Saputra

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper