Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

BALIKPAPAN: Provinsi Kalimantan Timur terus mematangkan rencana untuk merealisasikan pengembangan food estate serta persiapan lahan rice estate yang menjadi salah satu strategi untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
 
Edi Heflin, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Kalimantan Timur,  mengatakan menggenjot pertanian merupakan salah sau upaya yang harus dilakukan mengingat kebutuhan pokok utama berasal dari bahan pangan.
 
"Hanya saja kendalanya saat ini pada ketersediaan lahan yang jumlahnya terus berkurang," ujarnya kepada Bisnis hari ini.
 
Dia mengakui industri pertambangan di Kaltim yang sedang berkembang dan memiliki dana yang cukup besar membuat lahan pertanian banyak yang beralih fungsi. Apabila tidak ditanggulangi sejak dini, pihaknya memprediksi akan terjadi rawan pangan di seluruh daerah di Kaltim.
 
Sementara itu, ketersediaan sumber daya alam yang pasti akan habis juga akan menimbulkan masalah sosial baru ketika tambang tersebut telah tidak mampu menghasilkan lagi. Untuk itu, penyediaan lahan pertanian bisa menjadi sebuah peluang lapangan kerja baru sekaligus menjaga keberlangsungan hidup.
 
Pemprov Kaltim telah memulai program food estate di Kabupaten Bulungan dengan luasan sekitar 30.000 hektar. Bekerja sama dengan beberapa perusahaan nasional, pemberdayaan transmigran yang ada di wilayah tersebut diharapkan bisa berhasil. Ada sekitar 1.500 transmigran yang berada di lokasi tersebut untuk mengelola lahan pertanian yang ada dengan komoditas padi, jagung dan kedelai.
 
Edi menambahkan Gubernur Kaltim meminta seluruh kabupaten di Kaltim untuk dapat menginventaris lahan yang bisa digunakan sebagai lahan pertanian. 
 
Dari hasil pemetaan awal, ada sekitar 325.000 hektar lahan yang bisa digunakan. Akan tetapi, tambah Edi, jumlah tersebut menyusut menjadi hanya 280.000 hektar setelah diverifikasi ulang.
 
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Kaltim Rusmadi mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan verifikasi lapangan untuk memeriksa ketersediaan lahan tersebut. Pihaknya optimis luasan lahan yang diminta oleh pemerintah pusat seluas 200.000 hektar bisa terpenuhi.
 
"Akhir September paling tidak sudah ada hasil verifikasi berapa luasan lahan yang siap untuk digunakan," ujarnya.
 
Pihaknya juga saat ini sedang menyusun rencana untuk pembangunan infrastruktur pertanian yang menjadi alat pendukung penting bagi keberlangsungan rice estate tersebut. Mulai dari irigasi, jalan, dan pelabuhan pembangunannya akan direncanakan dengan matang agar tidak terjadi kendala ketika rice estate tersebut sudah mulai berkembang.
 
Mengenai pengolah lahan pertanian, pihaknya merencanakan untuk menerima transmigran dari Pulau Jawa. Selain sebagai salah satu upaya pemerataan penduduk, transmigrasi ini diharapkan juga bisa membuka lapangan kerja baru. (sut)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Sutarno
Sumber : Rachmad Subiyanto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper