Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi di Blok Masela capai US$25 miliar

JAKARTA: Total kebutuhan investasi untuk pengembangan Lapangan Abadi di Blok Masela, Laut Arafura, diperkirakan mencapai US$25 miliar.Kepala Divisi Humas, Sekuriti dan Formalitas BP Migas Gde Pradnyana mengatakan investasi di blok itu sangat mahal. Khusus

JAKARTA: Total kebutuhan investasi untuk pengembangan Lapangan Abadi di Blok Masela, Laut Arafura, diperkirakan mencapai US$25 miliar.Kepala Divisi Humas, Sekuriti dan Formalitas BP Migas Gde Pradnyana mengatakan investasi di blok itu sangat mahal. Khusus untuk pembangunan Floating LNG plant-nya saja bisa menelan dana hingga US$8 miliar."Dari PoD [Plan of Development] yang diajukan, untuk Floating LNG dibutuhkan sekitar US$8 miliar dan total investasi bisa sampai US$25 miliar, itu sudah termasuk drilling dan operating cost. Tapi itu masih angka PoD yang kasar dan akurasinya masih sangat rendah," ujarnya ketika dihubungi Bisnis hari ini.Pada Desember 2010, pemerintah Indonesia menyetujui pengembangan lapangan Abadi dalam beberapa fase. Floating LNG plant rencananya akan dibangun dengan kapasitas produksi 2,5 juta ton per tahun dan 8.400 barel kondensat per hari untuk fase pertama pengembangan.Saat ini, pemenang kontrak Front-End Engineering Design (FEED) untuk lapangan Abadi rencananya akan segera diumumkan dan diharapkan FEED-nya bisa dimulai pada semester I/2012 dan gasnya bisa onstream pada 2016."Saat ini sedang pra-kualifikasi, proses pengadaannya masih berjalan. Sekarang sedang cari siapa yang akan lakukan FEED-nya, baru setelah itu ke tahap pelaksanaan dari FEED itu sendiri. Setelah itu, baru Inpex [selaku operator] akan buat Financial Investment Decision [FID]," jelas Gde.Setelah FEED dilakukan, lanjutnya, baru bisa diketahui berapa total angka investasi yang sebenarnya dibutuhkan melalui FID. Menurut Gde, investasi di blok Masela tinggi karena Floating LNG plant belum pernah ada di dunia ini.Inpex Masela, anak usaha Inpex Corporation (perusahaan asal Jepang), pada 22 Juli diketahui telah menandatangani perjanjian pengalihan hak partisipasi sebesar 30% kepada Shell Upstream Overseas Services (I) Limited, anak usaha Royal Dutch Shell plc. Namun transaksi ini masih butuh persetujuan dari pemerintah Indonesia. Meski demikian, Gde berpendapat wajar jika Inpex memilih Shell karena pengalaman Shell di bidang Floating LNG. (tw) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper