Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Agustus 0,93% dipicu transaksi emas

JAKARTA: Inflasi sepanjang Agustus 2011 tercatat mencapai 0,93%. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan emas dan perhiasan serta biaya pendidikan menjadi penyumbang inflasi tertinggi.Inflasi Agustus dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar

JAKARTA: Inflasi sepanjang Agustus 2011 tercatat mencapai 0,93%. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan emas dan perhiasan serta biaya pendidikan menjadi penyumbang inflasi tertinggi.Inflasi Agustus dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 4,79%, sedangkan inflasi kumulatif selama 8 bulan pertama 2011 mencapai 2,69%.Kepala BPS Rusman Heriawan menuturkan ada yang luput dari perhatian  BPS, pemerintah, maupun pelaku ekonomi lainnya dalam memprediksi inflasi Agustus.

Pasalnya, pemicu utama inflasi bulan lalu sebesar 0,93% bukan pada kelompok bahan makanan pokok, melainkan kelompok emas dan perhiasan dan biaya pendidikan penyumbang utamanya."Agustus ini ada yang luput dari perhatian terhadap kontribusi inflasi komoditas-komoditas yang selama ini tidak memberi kontribusi besar. Ternyata emas perhiasan yang terbesar, dari inflasi 0,93% itu menyumbang 0,19%," ujar dia dalam jumpa pers, hari ini.Menurutnya, kenaikan harga emas di pasar domestik karena mengikuti pergerakan harga di pasar dunia. BPS memproyeksi kecenderungan harga emas akan terus meningkat sepanjang tahun ini.Penyumbang kedua terbesar, kata Rusman, adalah biaya pendidikan sebesar 0,12% mengingat di Agustus  masih suasana ajaran baru sekolah.Penyumbang berikutnya, a.l. Beras 0,09%, angkutan udara 0,08%, ikan segar 0,10%, cabe merah 0,04%, daging sapi 0,03%, dan angkutan antarkota 0,02%."Ada juga yang menyumbang deflasi, yakni bawang merah harganya jatuh pada Agustus, turun 20% dari Juli. Menyumbang deflasi 0,11%. Lalu, bawang putih kontribusi terhadap deflasinya 0,07%, harganya turun 21%. Kemudian harga telor ayam ras turun 2%, sumbang deflasi 0,02%," paparnya. (arh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper