Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

'Harga impor elpiji TPPI tidak wajar'

JAKARTA: Penetapan harga beli elpiji yang diproduksi PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) oleh Pertamina yang mengacu pada pembelian impor tidak bisa dibenarkan karena berpotensi menimbulkan penyelewengan.Direktur Eksekutif Reforminer Institute

JAKARTA: Penetapan harga beli elpiji yang diproduksi PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) oleh Pertamina yang mengacu pada pembelian impor tidak bisa dibenarkan karena berpotensi menimbulkan penyelewengan.Direktur Eksekutif Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan alotnya pembahasan restrukturisasi utang TPPI kepada Pertamina karena masalah harga pembelian elpiji tidak patut terjadi apabila dilandaskan pada logika bisnis yang normal.Menurut dia, dalam konteks jual beli elpiji tersebut, permintaan TPPI agar Pertamina membeli dengan mengacu pada alur pengadaan secara impor tidak tepat diterapkan.Pri Agung mengatakan elpijinya tidak berasal dari Arab Saudi, tetapi eks kilang TPPI di Tuban.  "Tidak wajar kalau TPPi memperlakukan elpiji yang diproduksinya sebagai elpiji impor. Kalau impor benar harus ada biaya transportasi, lalu storage di Teluk Semangka, lalu transportasi ke Tuban sebelum didistribusikan. Ini masalahnya elpiji sudah ada di Tuban," katanya hari ini.Sebagai jalan tengah, Pri Agung mengatakan seharusnya TPPI bersedia menjual elpiji dengan skema FoB eks kilang TPPI. "Harganya kan bisa diatur apakah itu berasal dari gas alam ataukah kondensat."Menurut dia, Pertamina membeli elpiji dari dalam negeri dengan harapan biaya pengadaannya lebih murah dari pada impor. "Kalau TPPI pada pilihannya itu, Pertamina bisa ambil dari mana saja dan justru TPPI tidak bisa melakukan apa-apa. Tanpa ada campur tangan kekuasaan, seharusnya posisi BUMN itu lebih kuat untuk menuntut TPPI."Presiden Direktur Tuban Petro, induk usaha TPPI, Amir Sambodo mengatakan alasan perusahaan menjual elpijinya dengan skema impor parity karena perusaahaan telah membeli kondensat dari pemerintah dengan harga tinggi, yaitu MOPs Plus Alpha.Artinya, menurut dia, TPPI telah memberikan keuntungan kepada pemerintah melalui penjualan kondensat tersebut.Seharusnya, Amir menambahkan, TPPI diberi kesempatan untuk mendapatkan margin dari penjualan produknya, baik moga maupun elpiji agar bisa melunasi utang kepada Pertamina."Kami berkomitmen menjual dengan harga lebih murah dari impor. Mogas kami jual dengan harga impor minus US$0,10 per barel. Sedangkan elpiji, kalau Pertamina impor biaya pengadaannya Aramco plus US$160 per ton, kami hanya patok Aramco plus US$140 per ton landed cost di Tuban," ungkapnya. (Rudi Ariffianto/ea) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper