Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LOMBOK: Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyatakan 11 calon investor gula yang telah mengajukan permohonan keperluan lahan seluas 400.000 hektare mengundurkan diri, karena lahan yang tersedia di Papua tidak memenuhi skala ekonomi.

"Tidak ada yang pernah mengajukan, ada 11 [investor gula] yang mengajukan, tetapi mundur. Ada 11 investor dengn kebutuhan lahan 400.000 ha, tetapi mundur. Lahan ada, tetapi investor mundur," ujarnya di sela-sela International Conference on Forest Tenure, Governance, and Enterprise, hari ini.Dia menjelaskan alasan mundurnya 11 calon investor gula itu karena lahan yang tersedia di Papua belum memiliki fasilitas infrastruktur yang baik, seperti akses jalan, tenaga kerja, dan lainnya.Menhut berpendapat gula bukan merupakan komoditas yang mudah, karena tebu tidak dapat ditanam di semua daerah.Menurut dia, hanya Jawa yang cocok untuk ditanami tebu, tetapi lahan hutan yang dapat dikoversi untuk tebu di Jawa sudah tidak ada lagi.Sementara di Sumatra, terutama Lampung, cukup bagus untuk ditanami tebu, namun luas hutan yang tersisa di bawah 20% dari total luas wilayah di provinsi itu, sehingga tidak boleh lagi dikonversi menjadi areal perkebunan.Kementerian Kehutanan, kata dia, tengah mencoba untuk mengembangkan tanaman tebu di Papua seluas 500.000 ha. Saat ini sudah dialokasikan seluas 25.000 ha. "Kalau bisa 500.000 hektare dapat mengurangi impor."Dia menegaskan perlu adanya kecocokan lahan. Kalimantan, ujarnyam tidak cocok ditanami tebu. Sementara di Papua yang memiliki lahan lebih luas terkendala oleh minimnya infrastruktur."Kalau perusahaan tidak kuat maka tidak dapat bertahan. Jadi memang economy of scale harus besar," ujarnya.(er)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper