Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CSIS: Ciptakan lapangan kerja untuk kurangi TKI

JAKARTA: Selain didesak membenahi sistem perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri, pemerintah harus segera mendukung pertumbuhan industri yang bisa menciptakan banyak lapangan kerja di dalam negeri .

JAKARTA: Selain didesak membenahi sistem perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri, pemerintah harus segera mendukung pertumbuhan industri yang bisa menciptakan banyak lapangan kerja di dalam negeri .

Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Deni Friawan mengatakan makin panjangnya daftar TKI bermasalah di luar negeri membuktikan bahwa pemerintah lemah dalam memberikan perlindungan dan perhatian terhadap rakyatnya.

Hal tersebut juga mencerminkan masih kurang tersedianya lapangan kerja di dalam negeri untuk masyarakatnya, ujarnya hari ini.

Menurut Deni, untuk jangka pendek pemerintah harus segera membenahi dan membuat peraturan yang lebih ketat untuk menjamin keamanan TKI di luar negeri. Pemerintah juga diminta aktif mendesak negara-negara yang banyak menjadi tujuan TKI memberikan jaminan perlindungannya.

Untuk jangka panjangnya, pemerintah diharapkan mendukung pertumbuhan industri di Tanah Air yang bisa menciptakan banyak lapangan kerja sehingga masyarakatnya tidak perlu lagi mengadu nasib di luar negeri dengan menjadi TKI.

Pemerintah sekarang masih fokus mengejar pertumbuhan kapital asing saja untuk mengerek target pertumbuhan ekonomi nasional. Penyediaan lapangan kerja yang lebih banyak di Tanah Air, kurang menjadi perhatian pemerintah. Ini yang perlu dibenahi, lanjut Deni.

Dia mengatakan pertumbuhan industri yang ada di Indonesia saat ini tidak dibarengi dengan tingginya tingkat penyerapan tenaga kerja. Perkembangannya juga masih belum merata, karena itu pemerintah diharapkan bisa mendukung berkembangnya industri yang bisa menyerap banyak tenaga kerja.

Guna mendukung pertumbuhan industri yang padat tenaga kerja, lanjut Deni, pemerintah harus membenahi beberapa hambatannya seperti menyediakan infrastruktur yang lebih baik dan merata serta menyediakan perundangan yang bisa mengakomodasi tenaga kerja yang lebih ramah terhadap investasi.

Secara terpisah, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Ina Primiana menilai pemerintah seharusnya mengembangkan ekonomi rakyat di pedesaan yang langsung menyentuh masyarakat kecil sehingga mereka tidak perlu mencari pekerja ke kota atau ke luar negeri.

Banyaknya kasus TKI menunjukkan pemerintah tidak mampu memberikan jaminan kehidupan bagi masyarakatnya sehingga harus mencari pekerja dinegara lain meskipun berisiko tinggi. Hal ini dapat diartikan pertumbuhan ekonomi yang ada belum dinikmati seluruh lapisan masyarakatnya, ujar Ina.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ada saat ini belum menunjukkan pertumbuhan yang sebenarnya, dimana penciptaan iklim usaha yang kondusif masih belum terjadi. Hal itu bisa terlihat pada terjadinya penurunan jumlah perusahaan berskala kecil dan menengah sejak 2007 sampai saat ini.

Ina menyebutkan berdasarkan data global competitiveness index (GCI) dari WEF Report menunjukkan bahwa peringkat GCI Indonesia untuk 2010-2011 berada di level 44, jauh dibawah Singapura, Malaysia, dan Thailand yang masing-masing berada di level 3, 26, dan 38.

Adanya berbagai hambatan investasi di daerah juga menjadi catatan tersendiri yang harus segera diperbaiki pemerintah. Ina mengatakan banyak Perda yang bermasalah yang memberatkan investor, contohnya dengan banyaknya pungutan di daerah yang menyebabkan investasi asing malas masuk. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper