Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SOLO: Keberadaan akses Internet turut mendorong pertumbuhan aktivitas bisnis usaha kecil menengah (UKM) batik tulis di kota Solo, Jateng, menyusul potensinya membuka pasar baru dan meningkatkan kepercayaan konsumen.Produsen batik Graha Batik Cempaka Kampung Laweyan Solo Dhany Arifmawan W mengatakan akses Internet telah membantu usahanya go international, dengan mulai terbukanya pasar di Suriname, Jepang, dan Singapura.Menurut dia, usaha batik tulis secara turun temurun yang diwarisi dari orang tuanya sejak 2004 itu sebelumnya hanya mengandalkan penjualan di pasar lokal, meliputi wilayah Solo dan sekitarnya, dengan berbagai motif yang telah dipatenkan.Pengembangan usaha tersebut dilakukan dengan mempekerjakan satu tenaga lepas di bidang teknologi informasi yang membuat website khusus Batik Cempaka untuk membuka peluang pemasaran di berbagai daerah, baik di dalam maupun luar negeri.Saat ini, omzet penjualan Batik Cempaka tercatat dengan rata-rata sebesar Rp30 juta/bulan, dengan melayani permintaan untuk pasar di dalam dan luar negeri secara terbatas."Kami sudah banyak bertransaksi secara online, dengan permintaan yang dikirim melalui email setelah mereka melihat website Batik Cempaka. Dengan adanya website itu, konsumen juga menjadi lebih percaya untuk bertransaksi," ujarnya, hari ini. Dhani mengakui keberadaan akses Internet di Solo telah banyak membatu pengembangan usahanya. Dia menambahkan keberadaan Internet di Kota Solo hingga kini belum didukung oleh infrastruktur yang memadai, dengan kondisi akses lambat serta jaringan yang belum stabil (putus-putus)."Akses Internetnya masih sangat lambat, sehingga sering menyebabkan terjadinya kendala komunikasi dengan konsumen. Peran Internet memang sangat penting untuk membuka pasar dan komunikasi dengan konsumen, mudah-mudahan ke depan bisa lebih baik lagi," tuturnya.Pemerintah bersama stakeholders terkait di bidang teknologi informasi dan komunikasi telah menggagas program broadband ekosistem yang diharapkan mampu mempercepat penetrasi jaringan pita lebar itu di Tanah Air yang saat ini masih di bawah 5%.Penetrasi broadband di Indonesia ditargetkan mampu mencapai 30% pada akhir 2014 dengan dorongan pembangunan infrastruktur yang rencananya bakal menggunakan dana ICT Fund yang berasal dari potongan sebesar 1,25% gross revenue setiap operator telekomunikasi.Penyediaan infrastruktur jaringan pita lebar tersebut nantinya akan mampu meningkatkan kapasitas bandwidth di berbagai daerah, dalam mendukung layanan data operator telekomunikasi yang diperkirakan terus meningkat sekitar 10%-30% per tahun.(er)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper