Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina incar laba bersih Rp50 triliun pada 2015

JAKARTA : PT Pertamina (Persero) terus memacu kinerjanya dengan menargetkan jumlah pendapatan perseroan sebesar Rp600 triliun dan laba bersih Rp50 triliun pada 2015. Direktur SDM Pertamina Rukmi Hadihartini mengatakan meski hal tersebut terdengar sulit

JAKARTA : PT Pertamina (Persero) terus memacu kinerjanya dengan menargetkan jumlah pendapatan perseroan sebesar Rp600 triliun dan laba bersih Rp50 triliun pada 2015. Direktur SDM Pertamina Rukmi Hadihartini mengatakan meski hal tersebut terdengar sulit untuk diraih, Pertamina tetap optimistis mencapainya.

"Kami menyebutnya magic number 600/50 pada 2015, di mana pendapatan ditargetkan Rp600 triliun dan laba bersih Rp50 triliun. Ini adalah mimpi kami tapi kami harus wujudkan," ujarnya dalam acara diskusi Konvensi dan Pameran Industri Minyak dan Gas Indonesian Petroleum Association ke-35 hari ini.

Namun sayang Rukmi enggan menjelaskan lebih lanjut terkait upaya-upaya Pertamina untuk mewujudkan hal itu. Dia mengaku dalam acara ini, dia hanya mewakili Dirut Pertamina Karen Agustiawan untuk membawakan presentasi. Yang jelas, lanjutnya, Pertamina sudah memiliki beberapa rencana termasuk merger dan akuisisi dan terus berupaya memperbaiki keekonomian dari kilang milik Pertamina.

"Kita kan punya beberapa proyek, ada inisiatif-inisiatif seperti pengembangan panas bumi, CBM dan juga ada merger dan akuisisi, itu antara lain. Juga memperbaiki keekonomian dari kilang."

Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan sebelumnya mengatakan BUMN migas itu menganggarkan Rp265 triliun untuk investasi perseroan selama 2011-2015. Dana itu akan digunakan untuk menggenjot kinerja perseroan demi peningkatan daya saing menuju perusahaan kelas dunia.

Dari total investasi Rp265 triliun periode 2011-2015, untuk 2011 dialokasikan Rp37,1 triliun dan terus meningkat 12% menjadi Rp59,1 triliun pada 2015. Sementara itu, proyeksi laba bersih tahun ini diproyeksikan sebesar Rp17,7 triliun dengan asumsi ICP US$80 per barel dan kurs Rp9.000 per dolar. (aph)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :
Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper