Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inkoptan luncurkan program food estate

JAKARTA: Induk Koperasi Tani dan Nelayan (Inkoptan) meluncurkan program food estate untuk mengorganisasi para pelaku usaha kecil menengah (UKM) berstatus petani untuk bersatu menjaga ketahanan pangan nasional.

JAKARTA: Induk Koperasi Tani dan Nelayan (Inkoptan) meluncurkan program food estate untuk mengorganisasi para pelaku usaha kecil menengah (UKM) berstatus petani untuk bersatu menjaga ketahanan pangan nasional.

Soeryo Bawono, Sekjen Inkoptan, mengatakan, food estate akan menjadi satu program terorganisasi bagi seluruh anggotanya guna menghadapi anomali cuaca yang berdampak negatif terhadap hasil panen.

Selama ini petani melakukan budi daya tanpa terorganisir. Mereka bekerja secara individu. Kinerja ini menjadi makin negatif ketika anomali cuaca melanda Indonesia yang membuat kondisi finansial mereka semakin lemah, ujarnya, hari ini.

Dengan program food estate, Inkoptan menjamin seluruh kegiatan budi daya akan terkoordinasi, sekaligus mampu menjaga kualitas produk atau komoditas yang dihasilkan petani di berbagai daerah.

Penurunan kualitas produksi akibat anomali cuaca, membuat kondisi finansial petani turut menurun. Hal ini disebabkan rendemen komoditas ikut menurun. Penurunan rendemen ini berdampak bagi pendapatan petani.

Sebagai contoh, kata Soeryo, buruknya cuaca akhir-akhir ini berdanmpak kepada tingkat rendemen gabah. Rendemen beras yang normal adalah 52%. Akibat cuaca tidak menentu, tingkat rendemen beras turun ke angka 42%.

Akibatanya, harga jual beras juga turun. Sebab, dari hasil giling 100 ton gabah yang seyoganya menghasilkan 52 ton beras, jumlahnya juga berkurang sekitar 10%, atau menjadi 42 ton beras.

Dalam program food estate, beberapa komoditas sudah dicanangkan untuk bisa mempertahankan hasil panen secara normal. Untuk tahap pertama, target budidaya food estate akan dilaksanakan di seluruh Jawa, dan Kalimantan Timur.

Luas areal penanaman untuk proram itu pada Februari akan mencapai 1 juta hektar, dan rencananya budidaya secara terorganisir ini akan dilakukan hingga 3 tahun ke depan. Komoditas lain yang masuk dalam program ini adalah singkong.

Mengapa harus 1 juta hektar, karena kita mengejar pemasokan ke Bulog. Untuk beras miskin saja Bulog perlu 2 ton-3 ton per tahun. Dengan mensuplai kebutuhan raskin, maka anggota Koptanas bisa mendapatkan penghasilan stabil, ujar Soeryo. (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Sarwani
Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper