Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAKARTA: Kenaikan harga minyak mentah dunia dikhawatirkan akan mengerek harga berbagai produk terkait dengan minyak mentah yang berpotensi menciptakan titik kesetimbangan harga baru.

Sekretaris Jenderal Industri Aromatik, Olefin dan Plastik Indonesia Fajar AD Budiyono mengatakan dengan harga minyak mentah yang kini bertengger di posisi US$90 per barel, harga nafta yang merupakan bahan baku olefin telah berada di posisi US$860 per ton. Menurut dia, dengan harga minyak mentah yang cenderung naik, hampir dipastikan harga produk-produk petrokimia hulu hingga hilir akan terus meningkat.

Harga produk petrokimia akan berkecenderungan menguat bahkan diprediksi sulit untuk turun secara drastis, katanya hari ini.

Di sisi lain, tuturnya, masuknya musim dingin di berbagai belahan dunia menjadikan operator kilang lebih mengarahkan produksi BBM dibandingkan dengan petrokimia. Dengan pengurangan produksi propilena, harga bahan dasar plastik tersebut ikut terkerek.

Produsen juga cenderung mengurangi produksi etilena untuk mendongkrak harganya yang kini berada di level US$1.050US$1.100 per tpon, ujarnya.

Adapun, Wakil Sekjen Gabungan Elektronik (Gabel) Yeane Keet mengungkapkan dengan harga minyak mentah di level US$90-an kini, belum ada pergerakan harga produk-produk elektronik karena kenaikan harga minyak mentah tersebut sejauh ini teredam oleh penguatan rupiah. Untuk saat ini, katanya, faktor sensitif yang dapat mempengaruhi harga justru kondisi pasok dan permintaan komponen elektronik di China, karena sebagian besar produk elektronik Indonesia diimpor dari China.

Kami lihat sampai dengan Maret 2011 kemungkinan harga belum akan bergerak naik. Untuk periode setelah itu harus dilihat bagaimana kondisi pasar komponen elektronik di China pasca Imlek. Mungkin kita baru akan melihat kemungkinan pergerakan harga itu pada kuartal II, jelasnya.

Hanya saja, Yeane mengatakan kekhawatiran dampak harga minyak mentah mungkin akan membesar apabila harga komoditas utama dunia itu melonjak hingga di atas US$100 per barel. Apabila harga minyak mentah bisa mencapai level seperti pada 2008 yang mencapai US$147 per barel, harga produk elektronik akan mencari titik kesetimbangan baru.

Semua produk yang tekait dengan minyak akan naik, seperti material plastik dan energi. Kalau energi naik semua logam akan naik karena prosesnya pakai listrik. Minyak bukan sampai US$100 per barel tetapi bisa US$200 per barel. Masa krisis yang lalu sudah mencapai US$147 per barel, kalau terjadi lagi elektronik akan mencari titik kesetimbangan baru, paparnya.

Yeane mengatakan industri elektronik pada 2011 secara keseluruhan diperkirakan tumbuh moderat di level 20% utamanya disokong oleh produk-produk home appliance dan white goods seperti LCD, AC, mesin cuci. Pertumbuhan tersebut terjadi karena faktor makro ekomomi yang bagus, GDP bisa melewati US$3.000, daya beli baik dan suku bunga yang masih stabil.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia Purnadi Djodjosudirjo mengatakan dengan harga minyak mentah saat ini, harga crude palm oil (CPO) sebagai bahan baku biodiesel telah mencapai US$1.250US$1.300 per ton. Menurut dia, harga biodiesel berpotensi terus bergerak dengan selisih harga sekitar US$100US$150 per ton di atas harga CPO apabila harga minyak mentah terus merangkak naik.

Sampai akhir tahun, tuturnya, tingkat produksi biodiesel kurang menggembirakan, yaitu hanya sekitar 400.000 kiloliter dengan kehilangan potensi ekspor, yaitu Eropa yang dilanda krisis dan musim dingin, serta pasar Amerika yang cenderung memilih biodiesel berbasis kedelai yang selisih harganya mulai tipis dengan CPO, yaitu hanya US$25 per ton.

Adapun, katanya, produksi bioetanol hanya sekitar 50.000 kiloliter, atau di bawah target sekitar 80.000 kiloliter karena mahalnya harga molasses yang cenderung diekspor. Tanpa konsistensi pemerintah dalam menerapkan mandatori dan menetapkan besaran kuota konsumsi BBM bersubsidi, dikhawatirkan industri akan merugi lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper