Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAKARTA: China dianggap tidak konsekuen menjalankan ACFTA, salah satunya nampak melalui kebijakan pengenaan bea masuk antidumping bagi produk methanol asal Indonesia.

Wakil ketua umum bidang perdagangan distribusi dan logistisk, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Natsir Mansyur menuduh China tidak konsekuan karena tidak ada agenda konkrit yang dilaksanakan dari berbagai pembicaraan, dan cenderung merugikan perdagangan Indonesia.

Banyak persoalan dengan China yang belum terselesaikan, sehingga kita perlu mengkaji ulang ACFTA itu, jangan sampai mereka untung kita yang buntung. Apalagi defisit perdagangan kita sudah mencapai US$5,6 miliar berdasarkan perhitungan Kadin, ungkap Natsir saat dihubungi hari ini.

Natsir juga mencontohkan perjanjian traksaksi pembayaran awalnya disepakati antara Yuan dan Rupiah, namun hingga saat ini Dolar Amerika masih digunakan untuk transaksi. Selain itu persoalan lainnya adalah mengenai pertukaran data ekspor yang timpang antara pertukaran Indonesia dan China.

Pertemuan dengan China hanya dilakukan enam bulan sekali, sedangkan perdagangan kan dinamis, harus dibahas tiap saat. Sekarang ini posisi kita yang buntung, kalau memang tidak menguntungkan harus dikaji sejauh mana kerugiannya, apalagi ACFTA sudah setahun, tegas Natsir.

Saat ini China menetapkan bea masuk antidumping sebesar 9,1% bagi methanol Indonesia yang akan dilaksanakan selama lima tahun. Hal ini dapat menjatuhkan daya saing methanol Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain, seperti Arab Saudi yang tidak dikenai bea masuk antidumping.

Menurut Natsir, saat ini Kadin mendorong adanya usaha banding bagi persoalan tersebut. Terlebih saat ini Indonesia dan China memiliki kerja sama dalam ACFTA, seharusnya, dia menambahkan, persoalan ini dapat dibicarakan dengan lebih mudah.

Kalau perlu persoalan ini bisa diangkat sampai ke WTO, tetapi kami akan mengusahakan bilateral terlebih dahulu, kalau tidak bisa, mungkin akan sampai ke sana, ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Munir Haikal
Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper