Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAKARTA: Derajat eksploitasi pengusaha kepada pekerja cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir yang tercermin dari tren peningkatan keuntungan pengusaha yang lebih besar dibandingkan dengan upah riil tenaga kerja.

Wijaya Adi, Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2E-LIPI), menuturkan selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi tidak terkait langsung dengan kesejahteraan masyarakat, terutama jika diukur dari tingkat pengangguran dan kemiskinan. Celakanya lagi, derajat eksploitasi pengusaha kepada pekerja cenderung meningkat.

Dengan perkataan lain keuntungan dari pengusaha dibandingkan upah riil yang diterima pekerja, pengusaha mendapat lebih besar dan trennya terus mingkat. Pada akhirnya yang kena (ruginya) pekerja, ujar dia dalam diskusi Outlook Ekonomi Indonesia 2011, hari ini.

Fenomena tersebut, menurut Wijaya, terkait dengan sejumlah permasalahan mendasar di negeri ini. Pertama, menyangkut masalah deindustrialisasi yang belum teratasi seiring dengan menurunnya peran industri manufaktur terhadap perekonomian nasional.

Kontribusi sektor industri terhadap PDB dari 2000-2009 menurun. Kemudian, pangsa dan kontribusi tenaga kerja manufaktur terhadap perekonomian turun mulai 2007, walaupun pada 2004-2005 naik, kemudian turun lagi. Sektor manufaktur turun efektivitas penyerapan pekerjanya. Sulit untuk mengatakan Indonesia terbebas dari deindustrialisasi, paparnya.

Kemudian, lanjut dia, menguatnya dominasi asing di sejumlah sektor ekonomi strategis disinyalir juga menjadi biang keladi. Antara lain, dominasi asing di bidang perbankan, pasar ritel, dan pasar modal, dan jasa konstruksi.

Ini menjadi sebuah pertanyaan penting bagi kita, sebetulnya perekonomian Indonesia masih berdaulat terhadap bangsanya atau tidak? Karena pelan-pelan digerogoti asing dan keuntungan yang didapat justru lari ke luar negeri, tandasnya.

Wijaya menambahkan walaupun kondisi ekonomi makro Indonesia menjanjikan pada tahun ini maupun tahun depan, ternyata pada sektor mikronya, di level perusahaan dan industri, ada sesuatu yang justru tidak menggembirakan.

Bangsa kuli itu dilihat dari tiga hal. Yakni perekonomian bertumpu pada sektor primer seperti hasil pertanian dan tambang, produk ekspor didominasi oleh produk primer karena belum mampu mengolah sendiri jadi manufaktur, dan dominasi asing semakin menonjol di negara tersebut. Apakah kita mulai mengarah ke bangsa kuli?

LIPI mencatat sejah dahulu perekonomian masyarakat Indonesia bertumpu pada sektor primer, seperti pertanian dan pertambangan. Sementara untuk produk ekspor, terjadi pergeseran sejak 2005, di mana produk hasil industri mulai digantikan oleh produk primer.

Sejak 2009, ekspor CPO, barang tambang dan mineral meningkat. Sedangkan sejak 2005 ekspor manufaktur menurun 65%, yang naik justru primer, terangnya. (mrp)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper