Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAKARTA : Bank Indonesia menyatakan penerapan pembatasan bakar bakar minyak (BBM) bersubsidi yang rencananya akan dilaksanakan sekitar Maret 2011 berpotensi menambah inflasi yang sulit dicegah.

Deputi Gubernur BI Hartadi A. Sarwono mengatakan penerapan pembatasan BBM pasti akan menambah tekanan terhadap inflasi di tahun depan. Yang bisa dilakukan BI, sambungnya, adalah mencegah inflasi berlanjut akibat second round effect

Tapi kalau itu tidak bisa diapa-apakan karena itu satu shock kenaikan. Kita berusaha agar inflasi tidak berlanjut lebih banyak lagi akibat second round effect, kata Hartadi seusai acara penandatanganan Komitmen Bersama BPD sebagai Bank Terkemuka , di gedung BI, Jakarta, hari ini.

Hartadi juga mengatakan inflasi harga komiditi pangan dunia akibat cuaca ekstrem, lebih mengkhawatirkan. Sebab, inflasi harga pangan apabila terjadi terus menerus akan menekan inflasi inti yang saat ini hanya berada pada level 4%.

Dalam kebijakan moneter, tuturnya, BI melakukan penyerapan likuiditas untuk menekan inflasi. Penyerapan selama ini dilakukan dengan menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan meningkatkan Giro Wajib Minimum (GWM).

Sedangkan kebijakan untuk menaikan suku bunga BI atau BI rate, menurut Hartadi, belum bisa dilakukan. Karena menaikan BI rate ada komplikasinya yaitu menyerap dana dari luar (capital inflows) lebih banyak lagi, kata dia.

Diluar kebijakan moneter BI juga berkoordinasi dengan pemerintah untuk menyediakan suplai yang cukup terutama pada beras dalam menekan inflasi pangan. Koordinasi juga dilakukan dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mencari tahu kapan cuaca ekstrem akan berakhir.

Hartadi juga mengatakan target akumulasi cadangan devisa (cadev) hingga akhir 2010 mencapai US$ 95 miliar dengan tambahan dari sektor minyak dan gas. Hingga saat ini cadev yang dikelola BI mencapai US$ 93,4 miliar. Paling tambahan dari Migas masih akan masuk. Kalau dari pemerintah sudah selesai tidak akan masuk lagi, kata Hartadi. (api)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper