Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sejumlah asumsi ekonomi meleset

JAKARTA : Pemerintah memperkirakan realisasi sejumlah asumsi makro ekonomi akan mengalami deviasi pada tahun ini, a.l. inflasi mencapai 6,5% atau meleset jauh dari asumsi APBNP 2010 yang hanya 5,3% dan produksi minyak yang tidak mencapai target 965.000

JAKARTA : Pemerintah memperkirakan realisasi sejumlah asumsi makro ekonomi akan mengalami deviasi pada tahun ini, a.l. inflasi mencapai 6,5% atau meleset jauh dari asumsi APBNP 2010 yang hanya 5,3% dan produksi minyak yang tidak mencapai target 965.000 barel per hari.

Agus Suprijanto, Pjs Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, menuturkan jika melihat tingkat inflasi tahunan (year on year) yang sampai dengan November mencapai 6,3%, maka realisasi inflasi pada tahun ini akan menyentuh 6,5%.

Perkiraan realisasi tersebut lebih tinggi dari asumsi inflasi di APBNP 2010 yang sebesar 5,3% maupun prognosa awal pemerintah dan Bank Indonesia 5 plus/minus 1%.

Tingginya tingkat inflasi ini disebabkan oleh inflasi volatile food , terkait terbatasnya pasokan beberapa komoditas pangan, seperti beras dan kelompok aneka bumbu, sehubungan dengan pola musiman memasuki musim paceklik, ujar dia kepada Bisnis, hari ini.

Kecenderungan inflasi yang tinggi, lanjut dia, membuat Bank Indonesia mempertahankan suku bunganya pada level 6,5%. Dengan demikian, diperkirakan realisasi suku bunga SBI 3 bulan rata-rata mencapai 6,6%.

Terkait nilai tukar, Agus menjelaskan pemerintah berkeyakinan rata-ratanya pada tahun ini mencapai US$9.100 per dolar AS seiring dengan tren penguatan rupiah yang didukung oleh tingginya cadangan devisa yang per November sebesar US$92,75 miliar.

Harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan mencapai rata-rata US$78,2 per barel atau lebih rendah dari asumsi dalam APBNP 2010 sebesar rata-rata US$80 per barel.

Untuk lifting (produksi) ICP, Agus mengatakan pemerintah memproyeksi realisasinya mencapai rata-rata 955 ribu barel per hari (bph), di bawah target APBNP 2010 yang dipatok 965 ribu bph.

Sebelumnya, Agus Suprijanto memastikan penerimaan dari sektor migas tidak akan terganggu meskipun target lifting ICP tidak tercapai. Pasalnya, ada kompensasi dari kecenderungan harga minyak yang meningkat.

Ya memang lifting akan lebih rendah (dari target APBNP 2010), tetapi penerimaan tetap aman karena kan harga minyak naik, katanya. (mrp)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper