Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAKARTA : Komite Ekonomi Nasional (KEN) memprediksi inflasi 2011 akan mencapai 6,5% karena masih tingginya tekanan kenaikan harga pangan.

Dalam prospek ekonomi Indonesia 2011 yang diluncurkan hari ini, KEN menyatakan Energy Information Administration (EIA/Badan Energi AS) memproyeksi harga minyak dunia akan bergerak di rentang US$ 80-US$87 per barel. Pada kisaran tersebut, tampaknya harga BBM bersubsidi tidak perlu dinaikan secara signifikan.

Akibatnya, lembaga yang diketuai oleh Chairul Tanjung ini menilai tekanan inflasi dari sisi harga BBM tampaknya masih rendah.

Namun, tekanan inflasi dari kenaikan harga pangan tampaknya akan cukup signifikan pada 2011. Pemulihan ekonomi global akan meningkatkan permintaan terhadap berbagai komoditas termasuk pangan.

Akibatnya harga beras dunia, maupun bahan makanan pokok yang lain, cenderung naik cukup signifikan yang juga akan dirasakan di pasar domestik

Kondisi ini menyebabkan sulit untuk mengharapkan inflasi yang lebih rendah dibandingkan tahun 2010. Inflasi 2011 diperkirakan akan berada di sekitar 6%-6,5%

Sedangkan untuk pertumbuhan ekonomi, KEN melihat saat ini berada pada fase ekspansi dari siklus bisnis hingga tahun 2016. Konsumsi, investasi dan ekspor akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara bersama-sama.

Investasi dan ekspor diperkirakan akan tumbuh 2 digit. Jadi, mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan diperkirakan akan lebih berimbang. Dengan keadaan demikian perekonomian Indonesia akan lebih tahan terhadap kejutan.

KEN memperkirakan pertumbuhan perekonomian akan tumbuh 6,4%. Dengan pertumbuhan tersebut, output perekonomian akan mencapai Rp7.730 triliun atau sekitar US$858,4 miliar.

Atas potensi pertumbuhan ekonomi yang besar itu, Ketua KEN Chairul Tanjung mengatakan pengusaha harus memanfaatkan momentum ini sebaik-baiknya.

"Pengusaha Indonesia harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri, jangan sampai dinikmati orang asing," kata Chairul, di Jakarta hari ini. (api)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper