Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga baja diprediksi menguat hingga 20% pada 2011

JAKARTA: Harga jual baja dunia pada tahun depan diproyeksikan menguat hingga 20% dibandingkan dengan saat ini, dipicu oleh sejumlah faktor di antaranya kenaikan harga bijih besi dan batu bara, dampak perang kurs antar negara dan pemulihan perekonomian

JAKARTA: Harga jual baja dunia pada tahun depan diproyeksikan menguat hingga 20% dibandingkan dengan saat ini, dipicu oleh sejumlah faktor di antaranya kenaikan harga bijih besi dan batu bara, dampak perang kurs antar negara dan pemulihan perekonomian Eropa dan AS yang belum sesuai ekspektasi.

Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel (KRAS) Tbk, Irvan Kamal Hakim, mengatakan sekarang harga rata-rata baja canai panas (hot rolled coils/HRC) mencapai US$ 700 per ton. Menurut Irvan, penguatan harga baja setidaknya didorong oleh dua faktor yakni kenaikan harga bijih besi dan batu bara dan faktor lain-lain.

Kalau faktor kenaikan bahan baku, harga baja pada kuartal I/2011 saya perkirakan naik US$20-US$30 per ton, kalau yang faktor lain-lain belum dapat saya prediksi. Secara keseluruhan, kenaikannya bisa sekitar 15%-20%, katanya, hari ini.

Irvan menjelaskan faktor lain-lain yang dapat memengaruhi harga jual baja dunia, kendati belum dapat diukur besaran kenaikannya, yakni perang kurs antar negara dan pemulihan ekonomi AS dan Eropa yang belum sesuai ekspektasi pasar. Perang kurs ini menyebabkan dolar Australia menguat secara signifikan terhadap dolar AS.

"Pemulihan perekonomian di AS dan Eropa belum seperti yang diharapkan. Karena kondisi ini, sebagian besar industri baja di Eropa, AS dan Australia memangkas produksinya," katanya.

Dia memperkirakan konsumsi baja dunia pada tahun depan akan mencapai 950 juta-1 miliar ton dan produksi baja global diprediksi mencapai 1,2 miliar ton. Jumlah ini kurang lebih sama dengan besaran tahun ini, karena tidak terjadi pertumbuhan yang signifikan baik konsumsi maupun produksi karena faktor kurs dan perekonomian di sejumlah benua tersebut.

Khusus untuk KRAS, lanjut Irvan, penjualan baja oleh perusahaan diproyeksi bisa mencapai 2,1 juta-2,2 juta ton pada tahun depan. Pangsa pasar KRAS di segmen otomotif, tegas Irvan, diharapkan dapat dilipatgandakan pada tahun depan, dari posisi sekarang sebesar 6,4%.

Selama ini Hino dan Toyota menggunakan baja produksi kami. Tahun depan kami akan merambah ke produsen mobil lainnya seperti Mercedes Benz untuk jenis truk dan bus, serta Mitsubishi, tuturnya.

Irvan menjelaskan kinerja KRAS sepanjang semester II/2010, relatif membaik dibandingkan dengan semester pertama. Namun, kegiatan pemasaran dan pengiriman baja sempat terhalang oleh periode libur lebaran selama dua pekan. Selain itu, ekspansi pabrik baja lembaran panas (hot strip mill/HMS) dari kapasitas 2 juta ton menjadi 2,4 juta ton, membuat produksi terhenti pada Oktober-November.

"Memang ada lost production karena ekspansi produksi di pabrik hot strip mill. Sekarang sudah jalan lagi, kami harapkan bisa produksi besar dalam waktu singkat, tutup Irvan. (ln)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : manda
Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper