Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Mebel Putar Otak Jaga Kualitas

Industri mebel dan kerajinan memiliki banyak tantangan pada tahaun ini seperti naiknya upah minimum regional (UMR) hingga pasokan bahan baku yang tak menentu. Dengan kata lain, para pelaku usaha harus memutar otak untuk mempertahankan kapasitas produksi selagi menjaga kualitas.
Perajin menyelesaikan pembuatan kursi berbahan rotan di sentra industri rotan Desa Trangsan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (8/1/19)./ANTARA-Maulana Surya
Perajin menyelesaikan pembuatan kursi berbahan rotan di sentra industri rotan Desa Trangsan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (8/1/19)./ANTARA-Maulana Surya

Bisnis.com, JAKARTA -- Industri mebel dan kerajinan memiliki banyak tantangan pada tahaun ini seperti naiknya upah minimum regional (UMR) hingga pasokan bahan baku yang tak menentu. Dengan kata lain, para pelaku usaha harus memutar otak untuk mempertahankan kapasitas produksi selagi menjaga kualitas.

PT BMB Export (R.E.D) memilih untuk menstabilkan harga produk dengan melakukan efisiensi pada proses produksi dengan naiknya UMR. Perseroan menilai harga jual produk lokal harus tetap kompetitif di pasar ekspor terhadap negara kompetitor.

Tim Sales & Marketing R.E.D Rahardhaniek Susilaningrum mengataka tim riset dan pengembangan perseroan berusaha keras dalam mengulik bahan baku alternatif untuk tetap menghasilkan produk yang berkualitas. Menurutyna, pesaing utama produk lokal adalah produk-produk furnitur asal Vietnam.

"UMR niak, bahan-bahan [baku penunjang] juga naik, [alhasil] ongkos produksinya kan naik.Tapi, buyers itu menekan harga, jadi kita menekan harga juga," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (14/3/2019).

Namun demikian, ujarnya, perseroan optimis produk dalam negeri masih dapat menjadi juara. Pasalnya, Rahardhaniek menuturkan para distributor asing masih memilih produk Indonesia daripada Vietnam.

Pada Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2019, lanjutnya, perseroan berhasil membukukan perjanjian dagang sekitar 2--3 kontainer senilai sekitar US$75.000. Rahardhaniek mengutarakan target perjanjian awal senilai US$300 juta--US$400 juta yang ditetapkan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan (HIMKI) pada pameran tersebut cukup realistis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper