Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Memacu Penggunaan Kendaraan Listrik, Ini PR Pemerintah Menurut MTI

Pemerintah dinilai masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan menyongsong penggunaan kendaraan bertenaga listrik.
Voith siap masuk pasar kendaraan listrik dengan sistem penggerak baru bus bertenaga listrik. /IAA
Voith siap masuk pasar kendaraan listrik dengan sistem penggerak baru bus bertenaga listrik. /IAA

 Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah dinilai masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan menyongsong penggunaan kendaraan bertenaga listrik.

Peneliti dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menuturkan pemerintah dapat belajar dari penggunaan bahan bakar gas yang sudah diimplementasikan terhambat oleh masalah regulasi dan kesiapan infrastruktur.

"Mungkin belajar juga dari implementasi gas, dulu rencana pakai gas tapi penyelenggaraannya agak terhambat, salah satunya masalahnya regulasi. Artinya, harus ada regulasi sebagai pedoman untuk bergerak," ungkapnya, Minggu (20/1/2019).

Menurutnya, kesiapan infrastruktur pendukung kendaraan listrik sangat penting. Kendaraan bertenaga listrik bisa diisi dayanya di rumah, tetapi limbah baterai yang sudah dipakai juga perlu untuk diperhatikan pembuangannya.

Selain kedua perkara itu, Djoko yang juga Kepala Laboratorium Transportasi Unika Soegijopranoto Semarang menambahkan kesiapan masyarakat menghadapi kehadiran kendaraan bertenaga listrik juga harus diperhatikan.

Dia menilai masyarakat Indonesia baru sanggup kendaraan bertenaga berupa sepeda motor listrik.

Menurutnya, perlu diatur lebih ketat mengenai standarisasi kendaraan bertenaga listrik tersebut, jangan sampai keberadaannya hanya untuk kepentingan produksi saja tapi memperhatikan faktor keselamatan juga.

"Secara teori kita berhemat, tapi bagaimana dengan kendaraan yang sudah ada ini, paling mudah ini listrik untuk angkutan umum. Cuma seberapa jauh pemerintah mengembangkan angkutan umum," tanyanya.

Dia menjelaskan kebutuhan di masing-masing daerah pun berbeda, ada daerah yang topografinya pegunungan akan sulit dijejal kendaraan bertenaga listrik.

Selain topografi, daerah juga memiliki kompleksitas berupa regulasi masing-masing kepala daerah. Namun, Djoko setuju dengan keberadaan kendaraan bertenaga listrik guna penghematan. Dia menegaskan Indonesia dapat belajar dari negara lain yang sudah menggunakannya dalam moda transportasi umum.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper